BENGKULU, Matahari mulai terik. Sejumlah peserta masih duduk diteras lantai dua, hotel Mercure, Bengkulu. Sambil menyeruput segelas kopi dan cemilan, mereka menunggu jadwal untuk masuk ke ruang tempat interview. Mereka bukan pelamar kerja, tapi peserta Uji Kompetensi Jurnalis Televisi. Sesekali mereka membuka buku saku wartawan yang dibagikan sebelum acara.
“Sedikit cemas, karena persiapan kami untuk menjawab pertanyaan sangat minim,” kata Endro Dwirawan, peserta UKJTV. Endro yang juga kontributor iNews itu mengakui belum cukup waktu membaca buku saku wartawan, yang memuat Kode Etik Jurnalistik. “Baru buka buka tadi malam,” katanya menambahkan.
Endro tidak sendiri. Peserta lain juga masih ada yang belum membaca tuntas buku Saku Wartawan terbitan Dewan Pers itu. Bahkan ada juga buku yang harus dibaca dan dipahami Jurnalis Televisi. “Lupa baca buku P3SPS, jadi malu” kata Herry Supandi.
P3SPS atau Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran, adalah rujukan utama Jurnalis Televisi, selain Kode Etik Jurnalistik, saat menjalani tugas jurnalistik. Kontributor CNN Indonesia itu bersyukur bisa ikut sertifikasi. “Menambah wawasan dan lebih memahami arti kode etik dan UU Pers serta aplikasi dilapangan,” katanya menambahkan.
Kegiatan UKJTV berlangsung selama dua hari, 7-8 Maret 2022. Sertifikasi bagi jurnalis televisi, merupakan yang pertama kali diselenggarakan di Bengkulu. “Ini merupakan kesempatan langka bagi kami untuk meningkatkan kompetensi sebagai jurnalis di Bengkulu,” kata Endro.
Tidak hanya sertifikasi, kegiatan pelatihan bagi jurnalis televisi menjadi barang langka. “Kedepan selain UKJ mungkin lebih bagus jika diadakan pelatihan bagi jurnalis terutama jurnalis televisi,” kata Bayazir Al Rayhan penuh harap.
Kepala Lembaga UKJTV IJTI, Rachmat Hidayat, mengakui jika pelatihan bagi jurnalis televisi, masih belum merata, terutama bagi anggota IJTI yang ada di daerah. Mensiasati keterbatasan waktu dan biaya, IJTI sedang memproduksi video pembelajaran untuk jurnalis televisi.
“Nantinya anggota IJTI bisa belajar seputar profesi jurnalis televisi dengan mengakses video tersebut di channel youtube,” katanya. Dengan video pembelajaran tersebut diharapkan bisa menstandarkan keterampilan jurnalis televisi. (rch)***
Discussion about this post